Perkenalkan, aku adalah Azka Nurdila. Siswa SMP
ternama di Jakarta. Orang-orang biasa memanggilku Azka atau Dilla. Menurut mereka
aku adalah remaja periang. Tetapi, aku mempunyai hidup yang sangat rumit.
“azkaa ayo cepat bangun naak, sekarang kamu harus
sekolah, nanti kesiangan” mama membangunkan aku sambil menggoyang-goyangkan
tubuhku. “uhmm iyaa maa” aku pun terbangun dan membalas ucapan mama. Selesai
mandi aku sarapan, yaa hanya di temani dengan mama, karna aku bisa dibilang
termasuk keluarga yang broken home. Tidak adanya papa membuatku tegar, aku
harus kuat menjalani hidup, hidup bersama dengan kangker yang mulai
menggerogoti tubuhku.
Sampai di sekolah, aku tampak seperti anak remaja
lainnya, bercanda gurau, jatuh cinta, curhat, tertawa, sampai ngerjain guru. Rasanya
hidup broken home itu tidak ada lagi saat aku bersama teman-temanku.
Suatu hari
papa datang kerumah, papa datang untuk menuntut harta warisan miliknya. Aku hanya
bisa terdiam melihat papa dan mama bertengkar seperti itu. Aku menangis, aku
selalu bertanya mengapa aku harus dilahirkan dalam keadaan keluarga seperti
ini. Mngapa aku harus mempunya penyakit yang tidak ada obatnya.
Aku menangis saat melihat temanku, bersama ayah dan
ibunya bisa pergi bersama, aku tidak pernah merasakan itulagi semejak papaku
pergi meninggalkan mama. Hidupku memang menarik, mamaku seorang hakim. Kalian bisa
bayangkan hidupku seperti apa, aku hidup sangat berkecukupan, aku selalu
dimanja, aku memiliki apa yang aku inginkan, tapi itu tidaklah cukup. Andaikan
aku bisa memilih, aku akan memilih menjadi orang miskin, tidak mempunyai
apa-apa, tapi aku mempunyai keluarga yang harmonis. Bersambung…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar